Go:teborg

Swedia, musim panas ke empat.

Pantai Barat

Stockholm adalah kota yang indah di pantai timur Swedia. Sebagai ibukota negara, Stockholm merupakan rumah bagi sekita 2 juta manusia dari berbagai negara. Apa kota terbesar kedua di Swedia? Gothenburg. Atau dalam bahasa lokal disebut Göteborg. Bagi kamu yang tidak bisa menulis titik dua diatas huruf o, baru-baru ini pemerintah kota Goteborg merilis bkonsep branding baru untuk kota ini: Go:teborg. IIni mengingatkan saya akan semangat Swedia:orang-orang dituntuk untuk berpikir global. Penulisan Go:teborg diharapkan memudahkan orang diluar swedia unutk menuliskan nama kota tersebut. Lebih-lebih, Go adalah kata bahasa Inggris yang umum dan catchy.

Pasar Terbatas

Ini kedua kalinya saya berkunjung ke Go:teborg. Dua tahun lalu sebelum pandemi, saya menbunjungi Go:teborg dalam rangka perkumpulan mahasiswa musim semi di Swedia, yang ironisnya dirundung hujan ringan.

Kenapa harus berkipikir global? Karena pasar lokal mereka kecil. Sepuluh juta orang saja. Memang, kalau menghitung seluruh Skandinavia, itu akan menjadi kurang lebih 20 juta manusia. Bandingkan dengan 270 juta pasar Indonesia.

Ekonomi Berbasis Jasa

Tentu saja, banyak bukan berarti besar. Saya sedang berbicara tentang PDB. Kenapa demikian? Hal ini dikarenakan Indoneisia masih dalam fase berkembang. Ini ditandai dengan sektor industri yang masih memberi sumbangan besar pada PDB indonesia. Swedia, on the other hand, is a service based economy. Post-industrialized country. If you may.

Di Desain oleh orang Belanda

Bisa dibilang, Go:teborg dibangun oleh orang Belanda. The initial city council comprised ten Dutchmen, seven Swedes and one Scot.

So Did Batavia

So did Jakarta.

Takeaway

Pride ruins everything.

Sources

https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_Gothenburg

https://www.aftonbladet.se/nyheter/a/m6MxBE/goteborg-blir-goteborg


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *